punk

(Bukti Efektifitas Diplomasi Sukarno
Memainkan Peranan Sebagai
Pemimpin Negara-Negara Dunia
Ketiga di KAA Bandung untuk
Merebut Papua Barat dari Tangan
Belanda)


Pergololakan sejarah Indonesia
dari tahun 1957 sampai 1958,

merupakan pergolakan Pemimpin
Revolusi Kemerdekaan Indonesia
Sukarno yang bertentangan
dengan beberapa negara barat
(Belanda, Portugal dan Inggris dan
Amerika Serikat (AS).

Ada satu kalimat yang sampai
sekarang sering kita dengar "Go to
hell with your aid". Kata-kata yang
sering diucapkan Presiden
Sukarno pada waktu itu.

Soekarno menyampaikan pidato
berapi-api di depan Kongres
Amerika. Meminta AS lebih
memahami persoalan yang terjadi
di negara-negara baru merdeka
yang ingin bebes dari intervensi
asing dan bebas dari dukungan AS
kepada negara-negara penjajah
yang ingin masuk kembali. Untuk
mewujudkan kemerdekaan yang
abadi.

Soekarno membangun
kebersamaan negara-negara baru
berkembang dan Negara-negara
baru merdeka yang umumnya
berada di Asia dan Afrika untuk
melakukan konfrensi Asia-Afrika di
Bandung.

Bagi orang-orang CIA konfrensi
tersebut adalah simbol
permusuhan dengan AS dan
penyelenggaraan ini harus
digagalkan dengan melakukan
berbagai aksi sabotase."Saya pikir,
inilah waktunya kita menyeret kaki
Sukarno ke bara api", Frank Wisner
seorang Deputi Direktur
Perencanaan CIA pada suatu hari
di murim gugur.

Aksi AS untuk menggusur
pemimpin revolusi kemerdekaan
RI ini dilakukan baik dengan
manufer diplomasi Goverment to
Goverment sampai kepada skala
skandal sex (bahkan ada rencana
busuk CIA untuk membuat dan
memanipulasi film Sukarno
menjadi film porno) yang menjadi
sorotan banyak orang. Semua hal
ini dilakukan untuk menggagalkan
Konfrensi Asia - Afrika yang
ditakuti akan dijadikan icon bagi
perlawanan kepada kaum-kaum
imperialis.

Pada bulan April 1955, KAA
akhirnya berhasil diselenggarakan
di Bandung yang dihadiri oleh 22
pemimpin negara Asia dan 7
pemimpin negara-negera Afrika.

Konfrensi ini dilakukan sebagai
perlawanan terhadap Pakta
Pertahanan Asia Tenggara (SEATO :
The Southeast Asia Treaty
Organization ) bentukan AS.

Sebagai pemimpin negara-negara
dunia ketiga ia banyak melakukan
perjalanan ke Uni Soviet dan China.

Tapi juga ia bertamu ke Gedung
Putih. Inti pesan Soekarno
sederhana saja, negara-negara
Asia - Afrika mau dibawa kemana?

Tawaran sangat menarik
berdatangan dari mana-mana. Hal
ini menyebabkan Indonesia
berhasil mengumpulkan senjata
dari sana-sini, dari yang modern
sampai yang biasa, dari yang
dibayar tempo sampai yang hanya
hibah (suatu good diplomacy yang
tidak pernah lagi ditemukan pada
pemimpin-pemimpin Indonesia
sekarang ini).

Senjata-senjata tersebut utamanya
berasal dari Rusia dan China.
Negara blok timur ini sangat
agresif untuk menempatkan
negara-negara anggota Asia Afrika
menjadi bagian dari blok timur.

Sejatinya Soekarno dan pemimpin
negara-negara KAA lainnya tidak
akan kemana-mana. Anggota KAA
merupakan negeri merdeka yang
bebas dari blok manapun, tetapi
baik blok timur maupun barat
terlalu berharap banyak terhadap
pengembangan pengaruh mereka
di negara-negara ini.

Permainan cantik Soekarno inilah
yang membuat Belanda ketar-ketir
di ujung timur wilayah Nusantara.

Apalagi Soekarno bisa membuktikan
bahwa senjata-senjata Rusia dan
China dapat memporak
porandakan markas-markas
Belanda di Papua Barat.

Inilah akhir dari penjajahan barat
di Indonesia. Hal yang sangat
menaikkan semangat dan
martabat bangsa Indonesia yang
baru saja merdeka, ternyata
mampu memainkan peranan yang
menundukkan dua blok besar.

Bukti bahwa kekuatan diplomasi
Asia Afrika harus tetap dihidupkan
terus, sebagai panggung politik
kita di dunia internasional yang
telah berkomitmen untuk
memainkan politik luar negeri
yang bebas dan aktif. Secara
gamblang dapatlah kita katakan
tidak ada KAA maka tidak ada
politik bebas aktif yang efektif.